tag:blogger.com,1999:blog-7249154398865660212024-03-13T08:21:43.929-07:00Bahan-bahan Kimia BerbahayaCholecha Chiemhoutzhttp://www.blogger.com/profile/13320137568814130593noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-724915439886566021.post-51472692536623038692012-03-24T21:36:00.002-07:002012-03-24T21:36:15.830-07:00<h2 class="pagetitle">
PENGENALAN BAHAN KIMIA BERACUN DAN BERBAHAYA SERTA TEKNIK PREPARASI BAHAN</h2>
<div style="text-align: justify;">
<strong>A. PENGENALAN BAHAN B3</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1. Petunjuk umum untuk menangani buangan sampah.</strong><br />
Semua bahan buangan atau sampah seharusnya dikumpulkan menurut jenis
bahan tersebut. Bahan-bahan tersebut ada yang dapat didaur ulang dan ada
pula yang tidak dapat didaur ulang. Bahan yang termasuk kelompok bahan
buangan/sampah yang dapat di daur ulang antara lain gelas, kaleng, botol
baterai, sisa-sisa konstruksi bangunan, sampah biologi seperti tanaman,
buah-buahan, kantong the dan beberapa jenis bahan-bahan kimia.
Sedangkan bahan-bahan buangan yang tidak dapat didaur ulang atau yang
sukar didaur ulang seperti plastik hendaknya dihancurkan. Karena belum
ada aturan yang jelas dalam cara pembuangan jenis sampah di Indonesia,
maka sebelum sampah dibuang harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan
pengurus atau pengelola laboratorium yang bersangkutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>2. Bahan-bahan buangan yang umum terdapat di laboratorium.</strong><br />
<span style="color: blue;"><strong> 1. Fine chemicals.</strong></span><br />
Fine chemicals hanya dapat dibuang ke saluran pembuangan atau tempat sampah jika :<br />
a. Tidak bereaksi dengan air.<br />
b. Tidak eksplosif (mudah meledak).<br />
c. Tidak bersifat radioaktif.<br />
d. Tidak beracun.<br />
e. Komposisinya diketahui jelas.<br />
<span style="color: blue;"><strong>2. Larutan basa.</strong></span><br />
Hanya larutan basa dari alkali hidroksida yang bebas sianida, ammoniak,
senyawa organik, minyak dan lemak dapat dibuang kesaluran pembuangan.
Sebelum dibuang larutan basa itu harus dinetralkan terlebih dahulu.
Proses penetralan dilakukan pada tempat yang disediakan dan dilakukan
menurut prosedur mutu laboratorium.<br />
<strong><span style="color: blue;">3. Larutan asam.</span></strong><br />
Seperti juga larutan basa, larutan asam tidak boleh mengandung
senyawa-senyawa beracun dan berbahaya dan selain itu sebelum dibuang
juga harus dinetralkan pada tempat dan prosedur sesuai ketentuan
laboratorium.<br />
<strong><span style="color: blue;">4. Pelarut.</span></strong><br />
Pelarut yang tidak dapat digunakan lagi dapat dibuang ke saluran
pembuangan jika tidak mengandung halogen (bebas Fluor, Clorida, Bromida,
dan Iodida). Jika diperlukan dapat dinetralkan terlebih dahulu sebelum
dibuang ke saluran air keluar. Untuk pelarut yang mengandung halogen
seperti kloroform (CHCl3) sebelum dibuang harus dilakukan konsultasi
terlebih dahulu dengan pengurus atau pengelola laboratorium tempat
dimana bahan tersebut akan dibuang.<br />
<strong><span style="color: blue;">5. Bahan mengandung merkuri.</span></strong><br />
Untuk bahan yang mengandung merkuri (seperti pecahan termometer merkuri,
manometer, pompa merkuri, dan sebagainya) pembuangan harus ekstra
hati-hati. Perlu dilakukan konsultasi terlebih dahulu dengan pengurus
atau pengelola laboratorium sebelum bahan tersebut dibuang.<br />
<strong><span style="color: blue;">6. Bahan radiokatif.</span></strong><br />
Sampah radioaktif memerlukan penanganan yang khusus. Otoritas yang
berwenang dalam pengelolaan sampah radioaktif di Indonesia adalah Badan
Tenaga Atom Nasional (BATAN).<br />
<strong><span style="color: blue;">7. Air pembilas.</span></strong><br />
Air pembilas harus bebas merkuri, sianida, ammoniak, minyak, lemak, dan
bahan beracun serta bahan berbahaya lainnya sebelum dibuang ke saluran
pembuangan keluar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><span style="color: black;">3. Penanganan Kebakaran dan Simbol-simbol Bahaya.</span></strong><br />
Beberapa bahan kimia seperti eter, metanol, kloroform, dan lain-lain
bersifat mudah terbakar dan mudah meledak. Apabila karena sesuatu
kelalaian terjadi kecelakaan sehingga mengakibatkan kebakaran
laboratorium atau bahan-bahan kimia, maka kita harus melakukan
usaha-usaha sebagai berikut:<br />
a. Jika apinya kecil, maka lakukan pemadaman dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).<br />
b. Matikan sumber linstrik/ gardu utama agar listrik tidak mengganggu upaya pemadaman kebakaran.<br />
c. Lokalisasi api supaya tidak merember ke arah bahaan mudah terbakar lainnya.<br />
d. Jika api mulai membesar, jangan mencoba-coba untuk memadamkan api
dengan APAR. Segera panggil mobil unit Pertolongan Bahaya Kebakaran
(PBK) yang terdekat.<br />
e. Bersikaplah tenang dalam menangani kebakaran, dan jangan mengambil tidakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>4. Bahan-bahan Berbahaya serta Karsinogenik.</strong><br />
Tabel di bawah memuat daftar beberapa bahan-bahan kimia beerbahaya dan
karsinogenik yang sering dijumpai di laboratorium-laboratorium kimia
baik di Indonesia maupun di luar negeri.</div>
<strong>B. TEKNIK PREPARASI</strong><br />
Preparasi merupakan teknik laboratorium yang sangat penting dikuasai
oleh setiap kimiawan. Tanpa pengetahuan dan ketrampilan yang memadahi
dalam teknik preparasi ini, maka akan sangat sulit untuk menjalankan
eksperimen/percobaan kimia secara baik dan benar di laboratorium.
Menjalankan eksperimen dengan baik dan benar juga menyangkut efisiensi
dan tidak membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain baik yang ada
disekitarnya maupun yang berada di tempat lain. Bagai mahasiswa pemula
agar mereka kelak dapat melakukan eksperimen kimia secara baik dan benar
maka perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan teknik
preparasi.Cholecha Chiemhoutzhttp://www.blogger.com/profile/13320137568814130593noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-724915439886566021.post-66818610932230507212012-03-24T21:18:00.001-07:002012-03-24T21:18:05.978-07:00<b> Jenis – Jenis Bahan Kimia Berbahaya</b><br />
<a href="http://kangmizwar.com/blog/bahan-kimia-berbahaya.html" title="Bahan Kimia Berbahaya">Bahan – bahan kimia berbahaya</a> tidak hanya
terdapat pada makanan, tetapi barang / pakaian yang sering kita gunakan pun
terdapat zat – zat kimia yang berbahaya. Berikut beberapa jenis bahan kimia
yang terdapat di kehidupan kita sehari – hari.<br />
<br />
<h3>
Bahan Kimia Berbahaya Dalam Makanaan</h3>
<b>1. Sakarin ( Saccharin )</b><br />
Sakarin sering dikatakan sebagai bahan pengganti gula. Bentuknya seperti bubuk
putih tidak berbau dan sangat manis. Zat kimia yang satu ini, seringkali
digunakan sebagai pengganti gula karena memiliki tingkat kemanisan 550 kali
lebih dari gula biasa. Efek samping dari bahan kimia ini yaitu dapat
menyebabkan kanker kandung kemih ( mukosa ).<br />
<b>2. Siklamat ( Cyclamate )</b><br />
Zat kimia yang satu ini juga sering dijumpai pada makanan serta minuman. Sama
seperti sakarin, siklamat juga merupakan bahan pengganti gula. Namun memiliki
kadar yang rendah di banding sakarin. Kira – kira 30 kali lebih manis dari gula
biasa. Efek samping yang bisa ditimbulkan dari penggunaan zat kimia yang
berlebihan ini pecahnya sel kromosom dalam medium biakan leukosit.<br />
<b>3. Nitrosamin</b><br />
Nitrosamin memiliki bentuk seperti garam. Warnanya agak sedikit kekuning –
kuningan. Bahan kimia ini biasanya sering digunakan untuk menciptakan aroma
khas suatu makanan. Efek samping yang ditimbulkan dapat menggangu metabolisme
tubuh, menyebabkan kanker, serta mengubah susunan DNA di dalam tubuh.<br />
<b>4. Boraks</b><br />
Bahan kimia berbahaya ini rasanya sering kita dengar. Boraks merupakan bahan
kimia berbahaya yang sering digunakan dalam makanan karena dapat menimbulkan
efek yang bagus pada tekstur makanan. Padahal aslinya boraks ini merupakan
bahan pembersih dan pengawet kayu. Efek yang ditimbulkan dari penggunaan bahan
kimia ini adalah kematian, koma, kerusakan ginjal, dll.Cholecha Chiemhoutzhttp://www.blogger.com/profile/13320137568814130593noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-724915439886566021.post-2838899443576734252012-03-24T21:17:00.001-07:002012-03-24T21:18:21.894-07:00<b> Macam-macam bahan kimia berbahaya</b><br />
<b> </b>
<br />
Bahan kimia yang digunakan sebagai tam-bahan makanan yang dikategorikan
berbahaya di antaranya adalah sebagai berikut :<br />
<b>1. Pengawet Berbahaya</b><br />
Biasanya terdapat dalam bentuk : Formalin, Benzoat (bila terlalu banyak),
dll.<br />
<b>2. Pewarna Berbahaya</b><br />
Biasanya terdapat dalam bentuk : pewarna merah Rhodamin-B, pewarna kuning
Methanyl Yellow, dll.<br />
<b>3. Pemanis Buatan </b>(yang berlebihan)<br />
Biasanya terdapat dalam bentuk : Natrium (sodium) – <i>Saccharine </i>(sakarin),
Na-<i>Cycla-mate </i>(siklamat), aspartame, sorbitol, dll.<br />
<b>4. Pengenyal (Bakso) Berbahaya</b><br />
Biasanya dalam bentuk : Boraks, dll.<br />
<b>Dampak negatif bagi kesehatan manusia:</b><br />
Terdapat banyak efek (dampak) negatif penyalahgunaan (kontaminasi) bahan
kimia ber-bahaya yang dipakai sebagai bahan tambahan pangan. Di antara efek
negatif yang sering muncul adalah :<br />
<br />
<ol start="1" type="1"><ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 72.0pt;"><b><span style="font-family: "Calibri","sans-serif";">Keracunan</span></b>, mulai gejala ringan hingga efek
yang fatal (kematian).</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 72.0pt;"><b><span style="font-family: "Calibri","sans-serif";">Kanker</span></b>, seperti kanker leher rahim,
paru-paru, payudara, prostat, otak, dll.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 72.0pt;"><b><span style="font-family: "Calibri","sans-serif";">Kejang-kejang</span></b>, mulai tremor hingga berat.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 72.0pt;"><b><span style="font-family: "Calibri","sans-serif";">Kegagalan peredaran darah</span></b> (gangguan fungsi
jantung, otak, reproduksi, endokrin).</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level2 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 72.0pt;"><b><span style="font-family: "Calibri","sans-serif";">Gejala lain, </span></b>seperti : muntah-muntah, diare
berlendir, depresi, gangguan saraf, dll.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Calibri","sans-serif";">Gangguan berat</span></b> :muntah
darah, kejang-kejang, dll.<b><span style="font-family: "Calibri","sans-serif";"> </span></b>
<b>Dasar hukum pelarangan :</b><br />
Untuk menjaga kesehatan manusia, maka ada beberapa regulasi pemerintah yang
mengatur hal ini, seperti :<br />
</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Undang-undang
Pangan No. 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 208/Menkes/Per/IV/85, tentang Pemanis
Buatan. Pemanis buatan hanya digunakan untuk penderita diabetes (sakit
gula dan penderita yang memerlukan diet rendah kalori, yaitu : aspartame,
Na sakarin, Na siklamat, dan sorbitol.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Peraturan
Pemerintah No. 72 Tahun 1998, tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan),</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;">Peraturam
Pemerintah No. 69 Tahun 1999, tentang Label dan Iklan Pangan.</li>
</ol>
</ol>Cholecha Chiemhoutzhttp://www.blogger.com/profile/13320137568814130593noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-724915439886566021.post-15970515372787868192012-03-24T21:15:00.001-07:002012-03-24T21:15:03.894-07:00<h1>
Kenali Zat Kimia Berbahaya dalam Makanan</h1>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; text-align: justify;">
Beberapa
waktu lalu masyarakat sempat digegerkan dengan bakso yang diawetkan
dengan formalin. Hal itu sempat membuat para pedagang bakso
kehilangangan para pelanggannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; text-align: justify;">
Baru-baru
ini Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (BPOM) menyebarluaskan
pengetahuan kepada masyarakat tentang makanan berbahaya dalam leaflet
yang berjudul “Mari Kita Hindari Pangan yang Mengandung Rhodamin,
Pewarna kuning Metanil, Borak dan Formalin”.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; text-align: justify;">
<span id="more-717"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: &; font-size: 10pt;">Ada beberapa zat pewarna dan pengawet yang seharusnya diketahui masyarakat karena bisa berbahaya bahkan menyebabkan kematian.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: &; font-size: 10pt;"><span style="color: white;">.</span></span></div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Rhodamin B</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Rhodamin
B adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan
kertas. Rhodamin B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam
larutan akan berwarna merah terang berpendar.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Zat
itu sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan
tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi pada saluran
pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran
pencernaan dan bahaya kanker hati.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Apabila
tertelan dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan air seni
akan berwarna merah atau merah muda. Penyebarannya dapat menyebabkan
gangguan fungsi hati dan kanker hati.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Penyalahgunaan
rhodamin B untuk pewarna makanan telah ditemukan untuk beberapa jenis
pangan, seperti kerupuk, terasi, dan jajanan yang berwarna merah terang.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Ciri-ciri
makanan yang mengandung pewarna rhodamin B antara lain makanan berwarna
merah mencolok dan cenderung berpendar serta banyak memberikan
titik-titik warna karena tidak homogen. Segera hindari makanan dengan
ciri tersebut.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Pewarna kuning Metanil</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Zat
pewarna kuning metanil adalah pewarna sintetis yang digunakan pada
industri tekstil dan cat berbentuk serbuk atau padat yang berwarna
kuning kecoklatan.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Pewarna
kuning metanil sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai
mata dan tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi pada
saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, dan bahaya
kanker pada kandung dan saluran kemih.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Apabila
tertelan dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas,
rasa tidak enak dan tekanan darah rendah. Bahaya lebih lanjutnya yakni
menyebabkan kanker pada kandung dan saluran kemih.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Penyalahgunaan
pewarna kuning metanil untuk pewarna makanan telah ditemukan antara
lain pada mie, kerupuk dan jajanan lain yang berwarna kuning mencolok
dan berpandar.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Ciri-ciri
makanan yang mengandung pewarna kuning metanil antara lain makanan
berwarna kuning mencolok dan cenderung berpendar serta banyak memberikan
titik-titik warna karena tidak homogen.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Formalin</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Pengawet
formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan bau yang sangat
menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air.
Biasanya ditambah metanol hingga 15% sebagai pengawet.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Formalin
digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan desinfektan untuk
peralatan rumah sakit serta untuk pengawet mayat.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Formalin
sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, dan tertelan. Akibat
yang ditimbulkan berupa luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran
pernafasan, reaksi alergi, dan bahaya kanker pada manusia. Bila tertelan
formalin sebanyak 30 mililiter atau sekitar 2 sendok makan akan
menyebabkan kematian.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Jika
tertelan maka mulut, perut, tenggorokan akan terasa terbakar, sakit
menelan, muntah, mual, dan diare. Tidak jarang juga menyebabkan
pendarahan. Dapat mengkibatkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa,
sistem syaraf pusat dan ginjal.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Deteksi
formalin kualitatif maupun kuantitatif secara akurat hanya dapat
dilakukan di laboratorium dengan menggunakan pereaksi kimia.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Namun, ada beberapa ciri pangan berformalin yang dapat membantu membedakan dari makanan tanpa formalin:</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
1.Mie basah berformalin</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Tidak
rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan
lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius)</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie yang lain.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
2. Tahu berformalin</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Tidak
rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius).</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat.</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
3. Ikan segar atau hasil laut berformalin</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat celcius)</div>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; position: absolute; top: 0; width: 1px;">
Warna insang merah tua dan tidak cemerlang dan warna daging putih bersih. (cr1/ri)</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Rhodamin B</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Rhodamin
B adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan
kertas. Rhodamin B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam
larutan akan berwarna merah terang berpendar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Zat itu
sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan
tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi pada saluran
pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran
pencernaan dan bahaya kanker hati.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Apabila
tertelan dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan air seni
akan berwarna merah atau merah muda. Penyebarannya dapat menyebabkan
gangguan fungsi hati dan kanker hati.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Penyalahgunaan
rhodamin B untuk pewarna makanan telah ditemukan untuk beberapa jenis
pangan, seperti kerupuk, terasi, dan jajanan yang berwarna merah terang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Ciri-ciri
makanan yang mengandung pewarna rhodamin B antara lain makanan berwarna
merah mencolok dan cenderung berpendar serta banyak memberikan
titik-titik warna karena tidak homogen. Segera hindari makanan dengan
ciri tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="color: white;">.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;">Pewarna kuning Metanil</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Zat
pewarna kuning metanil adalah pewarna sintetis yang digunakan pada
industri tekstil dan cat berbentuk serbuk atau padat yang berwarna
kuning kecoklatan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Pewarna
kuning metanil sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai
mata dan tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi pada
saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, dan bahaya
kanker pada kandung dan saluran kemih.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Apabila
tertelan dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas,
rasa tidak enak dan tekanan darah rendah. Bahaya lebih lanjutnya yakni
menyebabkan kanker pada kandung dan saluran kemih.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Penyalahgunaan
pewarna kuning metanil untuk pewarna makanan telah ditemukan antara
lain pada mie, kerupuk dan jajanan lain yang berwarna kuning mencolok
dan berpandar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Ciri-ciri
makanan yang mengandung pewarna kuning metanil antara lain makanan
berwarna kuning mencolok dan cenderung berpendar serta banyak memberikan
titik-titik warna karena tidak homogen.</span></div>Cholecha Chiemhoutzhttp://www.blogger.com/profile/13320137568814130593noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-724915439886566021.post-26083934778891855402012-03-24T21:13:00.002-07:002012-03-24T21:13:50.709-07:00BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA BIDANG KIMIA<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<strong>1. BAHAN KIMIA BERBAHAYA</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang
pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya
menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi
sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi,
keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan
kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut
atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang<a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn1" name="_ftnref1"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1.1 </strong><strong>Penggunaan Bahan Kimia</strong><a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn2" name="_ftnref2"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu :</div>
<ol style="text-align: justify;" type="1">
<li><em>Industri Kimia</em>, yaitu industri yang mengolah dan
menghasilkan bahan-bahan kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat,
soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain.
Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai
dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan
kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya
pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat<a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn3" name="_ftnref3"></a></li>
<li><em>Industri Pengguna Bahan Kimia, </em>yaitu industri yang
menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya
industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan
logam, obat-obatan dan lain-lain.</li>
<li><em>Laboratorium, </em>yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu,
penelitian dan pengembangan serta pendidikan. Kegiatan
laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan
pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak
bahan kimia yang terpakai tiap harinya sehingga para pekerja terpapar
bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang meningkat dalam
kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah
terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja
dengan bahan-bahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses,
penyimpanan, transportasi, distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi,
betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia tersebut, penanganan yang
benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya yang
diakibatkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong> </strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1.2 </strong><strong>Klasifikasi Umum</strong><a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn4" name="_ftnref4">[4]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia
berbahaya diperlukan untuk memudahkan pengenalan serta cara penanganan
dan transportasi. Secara umum bahan kimia berbahya diklasifikasikan
menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)</div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila
terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak
lewat kulit.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada umumnya zat toksik masuk lewat
pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju
organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu
organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain.
Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah,
hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka
panjang<a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn5" name="_ftnref5">[5]</a>. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)</div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
Zat korosif dapat bereaksi dengan
jaringan seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan dapat
berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan
menjadi amat peka terhadap bahan kimia).</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)</div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi
dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang
amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)</div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah suatu zat padat atau cair atau
campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas
dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga
menimbulkan kerusakan disekelilingnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Zat eksplosif amat peka terhadap panas
dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat sengaja
untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT),
nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3).</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)</div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah suatu bahan kimia yang mungkin
tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)</div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar.</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)</div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah bahan kimia yang amat mudah
bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau
gas-gas yang beracun dan korosif.</div>
<div style="text-align: justify;">
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)</div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan,
baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam
pelarut dibawah tekanan.</div>
<div style="text-align: justify;">
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)</div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah bahan kimia yang mempunyai
kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih
besar dari 0,002 microcurie/gram.</div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara
satu atau lebih golongan di atas karena memang mempunyai sifat kimia
yang lebih dari satu sifat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1.3 </strong><strong>Sistem Klasifikasi PBB</strong><a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn6" name="_ftnref6">[6]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) memberikan klasifikasi bahan berbahaya seperti tabel berikut ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Tabel 2.2 : Klasifikasi bahan berbahaya berdasarkan PBB</strong></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="height: 375px; text-align: justify; width: 501px;">
<tbody>
<tr>
<td colspan="2" valign="top" width="233">Klas</td>
<td valign="top" width="324">Penjelasan</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="73">Klas I</td>
<td valign="top" width="161">(Eksplosif)</td>
<td valign="top" width="324">Dapat terurai pada suhu dan tekanan tertentu dan mengeluarkan gas kecepatan tinggi dan merusak sekeliling</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="73">Klas II</td>
<td valign="top" width="161">(Cairan mudah terbakar)</td>
<td valign="top" width="324">
<ol type="1">
<li>Gas mudah terbakar</li>
<li>Gas tidak mudah terbakar</li>
<li>Gas beracun</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="73">Klas III</td>
<td valign="top" width="161">(Bahan mudah terbakar)</td>
<td valign="top" width="324">
<ol type="1">
<li>Cairan : F.P <23<sup>o</sup>C</li>
<li>Cairan : F.P >23<sup>o</sup>C</li>
</ol>
( F.P = flash point)</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="73">Klas IV</td>
<td valign="top" width="161">(Bahan mudah terbakar selain klas II dan III)</td>
<td valign="top" width="324">
<ol type="1">
<li>Zat padat mudah terbakar</li>
<li>Zat yang mudah terbakar dengan sendirinya</li>
<li>Zat yang bila bereaksi dengan air dapat mengeluarkan gas mudah terbakar</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="73">Klas V</td>
<td valign="top" width="161">(Zat pengoksidasi)</td>
<td valign="top" width="324">
<ol type="1">
<li>Oksidator bahan anorganik</li>
<li>Peroksida organik</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="73">Klas VI</td>
<td valign="top" width="161">(Zat racun)</td>
<td valign="top" width="324">
<ol type="1">
<li>Zat beracun</li>
<li>Zat menyebabkan infeksi</li>
</ol>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="73">Klas VII</td>
<td valign="top" width="161">(Zat radioaktif)</td>
<td valign="top" width="324">Aktifitas : 0.002 microcury/g</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="73">Klas VIII</td>
<td valign="top" width="161">(Zat korosif)</td>
<td valign="top" width="324">Bereaksi dan merusak</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1.4 </strong><strong>Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya</strong><a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn7" name="_ftnref7">[7]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di
dalam penyimpanannya mutlak diperlukan, sehingga tempat/ruangan yang ada
dapat di manfaatkan sebaik-baiknya dan aman. Mengabaikan sifat-sifat
fisik dan kimia dari bahan yang disimpan akan mengandung bahaya seperti
kebakaran, peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan berbagai
kombinasi dari pengaruh tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyimpanan bahan kimia berbahaya sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam
kondisi kecelakaan ataupun dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya
terhadap kehidupan sekelilingnya. Bahan beracun harus disimpan dalam
ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya
kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus
dipisahkan satu sama lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika panas mengakibatkan proses
penguraian pada bahan tersebut maka tempat penyimpanan harus sejuk
dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas<a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn8" name="_ftnref8">[8]</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)</div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa jenis dari bahan ini mudah
menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi dahsyat dengan uap air. Uap
dari asam dapat menyerang/merusak bahan struktur dan peralatan selain
itu beracun untuk tenaga manusia. Bahan ini harus disimpan dalam
ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk mencegah
terjadinya pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari bahan ini harus
ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label.
Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa
akan adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyimpanannya harus terpisah dari
bangunan lain dengan dinding dan lantai yang tahan terhadap bahan
korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk tumpahan, dan
memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat penyimpanan harus tersedia
pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena bahan
tersebut<a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn9" name="_ftnref9">[9]</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)</div>
<div style="text-align: justify;">
Praktis semua pembakaran terjadi antara
oksigen dan bahan bakar dalam bentuk uapnya atau beberapa lainnya dalam
keadaan bubuk halus. Api dari bahan padat berkembang secara pelan,
sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat dan sering terlihat
seperti meledak. Dalam penyimpanannya harus diperhatikan sebagai
berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Tempat penyimpanan mempunyai peredaran
hawa yang cukup, sehingga bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya
oleh udara untuk mencegah percikan api</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya kebakarannya</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Tempat penyimpanan harus terpisah dari
bahan oksidator kuat, bahan yang mudah menjadi panas dengan sendirinya
atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat laun
menjadi panas</div>
<div style="text-align: justify;">
e. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai</div>
<div style="text-align: justify;">
f. Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan</div>
<div style="text-align: justify;">
g. Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok</div>
<div style="text-align: justify;">
h. Pada daerah penyimpanan dipasang
sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi asap atau api
otomatis dan diperiksa secara periodik</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)<a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn10" name="_ftnref10">[10]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Terhadap bahan tersebut ketentuan
penyimpananya sangat ketat, letak tempat penyimpanan harus berjarak
minimum 60[meter] dari sumber tenaga, terowongan, lubang tambang,
bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil
mungkin. Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan
tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan
api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan
tetap terkunci sekalipun tidak digunakan. Untuk penerangan harus
dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang dapat dibawa atau
penerangan yang bersumber dari luar tempat penyimpanan. Penyimpanan
tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnya terdapat oli,
gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka atau nyala
api. Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah,
atau material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan
alam seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat
memberikan oksigen pada suatu reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada
udara. Beberapa bahan oksidator memerlukan panas sebelum menghasilkan
oksigen, sedangkan jenis lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah
yang banyak pada suhu kamar. Tempat penyimpanan bahan ini harus
diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya
harus tahan api. Bahan ini harus dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang
mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api rendah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Alat-alat pemadam kebakaran biasanya
kurang efektif dalam memadamkan kebakaran pada bahan ini, baik penutupan
ataupun pengasapan, hal ini dikarenakan bahan oksidator menyediakan
oksigen sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas
atau larutan air yang lambat laun mengeluarkan panas atau gas-gas yang
mudah menyala. Karena banyak dari bahan ini yang mudah terbakar maka
tempat penyimpanan bahan ini harus tahan air, berlokasi ditanah yang
tinggi, terpisah dari penyimpanan bahan lainnya, dan janganlah
menggunakan sprinkler otomatis di dalam ruang simpan.</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap
asam menghasilkan panas, hydrogen dan gas-gas yang mudah menyala.
Ruangan penyimpanan untuk bahan ini harus diusahakan agar sejuk,
berventilasi, sumber penyalaan api harus disngkirkan dan diperiksa
secara berkala. Bahan asam dan uap dapat menyerang bahan struktur
campuran dan menghasilkan hydrogen, maka bahan asam dapat juga disimpan
dalam gudang yang terbuat dari kayu yang berventilasi. Jika konstruksi
gudang trbuat dari logam maka harus di cat atau dibuat kebal dan pasif
terhadap bahan asam.</div>
<div style="text-align: justify;">
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)</div>
<div style="text-align: justify;">
Silinder dengan gas-gas bertekanan harus
disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan rantai atau diikat
secara kuat pada suatu penyangga tambahan. Ruang penyimpanan harus
dijaga agar sejuk , bebas dari sinar matahari langsung, jauh dari
saluran pipa panas di dalam ruangan yang ada peredaran hawanya. Gedung
penyimpanan harus tahan api dan harus ada tindakan preventif agar
silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan memasang
sprinkler.</div>
<div style="text-align: justify;">
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)<a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn11" name="_ftnref11">[11]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Radiasi dari bahan radioaktif dapat
menimbulkan efek somatik dan efek genetik, efek somatik dapat akut atau
kronis. Efek somatik akut bila terkena radiasi 200[Rad] sampai
5000[Rad] yang dapat menyebabkan sindroma system saraf sentral, sindroma
gas trointestinal dan sindroma kelainan darah, sedangkan efek somatik
kronis terjadi pada dosis yang rendah. Efek genetik mempengaruhi alat
reproduksi yang akibatnya diturunkan pada keturunan. Bahan ini meliputi
isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung radioaktif.
Pemakai zat radioaktif dan sumber radiasi harus memiliki instalasi
fasilitas atom, tenaga yang terlatih untuk bekerja dengan zat
radioaktif, peralatan teknis yang diperlukan dan mendapat izin dari
BATAN. Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup
untuk memproteksi radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat
membahayakan, packing/kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti
ketentuan khusus yang telah ditetapkan dan keutuhan kemasan harus
dipelihara. Peraturan perundangan mengenai bahan radioaktif diantaranya
:</div>
<ul class="unIndentedList" style="text-align: justify;">
<li>Undang-Undang Nomor 31/64 Tentang Ketentuan Pokok Tenaga Atom</li>
<li>Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975 Tentang Keselamatan Kerja terhadap radiasi</li>
<li>Peraturan pemerintah No. 12 Tahun 1975 Tentang izin Pemakaian Zat Radioaktif dan atau Sumber Radiasi lainnya</li>
<li>Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang Pengangkutan Zat Radioaktif</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Maka <em>Peta Keterkaitan Kegiatan</em> untuk tata letak penyimpanan material kimia berbahaya berdasarkan ketentuan safety tersebut di atas adalah sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
<img alt="gambar-peta-keterkaitan-kegiatan-untuk-penyimpanan-raw-material" class="aligncenter size-full wp-image-347" src="http://ibnususanto.files.wordpress.com/2009/02/gambar-peta-keterkaitan-kegiatan-untuk-penyimpanan-raw-material.jpg?w=500" title="gambar-peta-keterkaitan-kegiatan-untuk-penyimpanan-raw-material" /><strong>Gambar</strong><strong> Peta keterkaitan kegiatan untuk penyimpanan raw material.</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong> </strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1.5 </strong><strong>Lembar Data Bahaya</strong><a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn12" name="_ftnref12">[12]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Lembar data bahaya (Hazard Data
Sheets/HDSs) terkadang disebut Material Safety Data Sheets (MSDSs) atau
Chemical Safety Data Sheet (CSDSs) adalah lembar informasi yang detail
tentang bahan-bahan kimia. Umumnya lembar ini disiapkan dan dibuat oleh
pabrik kimia atau suatu program, seperti International Programme On
Chemical Safety (IPCS) yang aktifitasnya terkait dengan World Health
Organization (WHO), International Labour Organization (ILO), dan United
Environment Programme (UNEP). HDSs/MSDSs/CSDSs merupakan sumber
informasi tentang bahan kimia yang penting dan dapat diakses tetapi
kualitasnya dapat bervariasi. Jika anda menggunakan HDSs,
berhati-hatilah terhadap keterbatasannya, sebagai contoh, HDSs sering
sulit untuk dibaca dan dimengerti. Keterbatasan lain yang serius adalah
seringnya tidak memuat informasi yang cukup tentang bahaya dan
peringatan penting yang anda butuhkan ketika bekerja dengan bahan kimia
tertentu. Untuk mengatasi keterbatasan ini, kapanpun dimungkinkan untuk
menggunakan sumber informasi lain secara bersama-sama dengan HDSs.
Suatu ide yang baik untuk mewakili kasehatan dan keselamatan dengan
menyimpan lembar data bahaya pada setiap penggunaan bahan kimia di
tempat kerja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Informasi berikut harus muncul pada semua lembar data bahaya, akan tetapi urutan dapat berbeda dari yang dijelaskan dibawah ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: underline;">Bagian 1 : Identifikasi produk dan pabrik</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Identifikasi produk</em> : nama
produk tertera disini dengan nama kimia atau nama dagang, nama yang
tertera harus sama dengan nama yang ada pada label. Lembar data bahaya
juga harus mendaftar sinonim produk atau substansinya, sinonim adalah
nama lain dengan substansi yang diketahui. Contohnya Methyl alcohol juga
dikenal sebagai Metanol atau Alkohol kayu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Identifikasi pabrik</em> : nama
pabrik atau supplier, alamat, nomor telepon, tanggal HDSs dibuat, dan
nomor darurat untuk menelepon setelah jam kerja, merupakan ide yang baik
bagi pengguna produk untuk menelepon pabrik pembuat produk sehingga
mendapatkan informasi tentang produk tersebut sebelum terjadi hal yang
darurat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: underline;">Bagian 2 : Bahan-bahan berbahaya</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk produk campuran, hanya bahan-bahan
berbahaya saja yang tercantum pada daftar khusus bahan kimia, dan yang
didata bila komposisinya ≥ 1% dari produk. Pengecualian untuk zat
karsinogen yang harus di daftar jika komposisinya 0,1% dari campuran.
Batas konsentrasi yaitu Permissible Exposure Limit (PEL)<a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn13" name="_ftnref13">[13]</a> dan The Recommended Threshold Limit Value (TLV )<a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn14" name="_ftnref14">[14]</a> harus didata dalam HDSs.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: underline;">Bagian 3 : Data Fisik</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian ini mendata titik didih, tekanan,
density, titik cair, tampilan, bau, dan lain-lain. Informasi pada
bagian ini membantu anda mengerti bagaimana sifat bahan kimia dan jenis
bahaya yang ditimbulkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: underline;">Bagian 4 : Data Kebakaran Dan Ledakan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian ini mendata titik nyala api dan
batas mudah terbakar atau meledak, serta menjelaskan kepada anda
bagaimana memadamkan api. Informasi pada bagian ini dibutuhkan untuk
mencegah, merencanakan dan merespon kebakaran atau ledakan dari
bahan-bahan kimia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: underline;">Bagian 5 : Data Reaktifitas</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian ini menjelaskan kepada anda apakah
suatu substansi stabil atau tidak, bila tidak, bahaya apa yang
ditimbulkan dalam keadaan tidak stabil. Bagian ini mendata
ketidakcocokan substansi, substansi mana yang tidak boleh diletakkan
atau digunakan secara bersamaan. Informasi ini penting untuk
penyimpanan dan penanganan produk yang tepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: underline;">Bagian 6 : Data Bahaya Kesehatan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Rute tempat masuk (pernafasan, penyerapan
kulit atau ingestion), efek kesehatan akut dan kronik, tanda-tanda dan
gejala awal, apakah produknya bersifat karsinogen, masalah kesehatan
yang makin buruk bila terkena, dan pertolongan pertama yang
direkomendasikan/prosedur gawat darurat, semuanya seharusnya terdaftar
di bagian ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian 7 : Tindakan Pencegahan Untuk Penanganan</div>
<div style="text-align: justify;">
Informasi dibutuhkan untuk memikirkan
rencana respon gawat darurat, prosedur pembersihan, metode pembuangan
yang aman, yang dibutuhkan dalam penyimpanan, dan penanganan tindakan
pencegahan harus detail pada bagian ini. Akan tetapi sering kali pabrik
pembuat produk meringkas informasi ini dengan satu pernyataan yang
simple, seperti hindari menghirup asap atau hindari kontak dengan kulit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: underline;">Bagian 8 : Pengukuran Kontrol</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Metode yang direkomendasikan untuk
control bahaya termasuk ventilasi, praktek kerja dan alat pelindung
diri/Personal Protective Equipment (PPE) dirincin pada bagian ini. Tipe
respirator, baju pelindung dan sarung tangan material yang paling
resisten untuk produk harus diberitahu. Lebih dari rekomendasi
perlindungan material yang paling resisten, HDSs boleh dengan simple
menyatakan bahwa baju dan sarung tangan yang tidak dapat ditembus harus
digunakan. Bagian ini cenderung menekankan alat pelindung diri daripada
control engineering.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1.6 </strong><strong>Pemasangan Label dan Tanda Pada Bahan Berbahaya</strong><a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn15" name="_ftnref15">[15]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemasangan label dan tanda dengan memakai
lambang atau tulisan peringatan pada wadah atau tempat penyimpanan
untuk bahan berbahaya adalah tindakan pencegahan yang esensial. Tenaga
kerja yang bekerja pada proses produksi atau pengangkutan biasanya belum
mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya,
demikian pula para konsumen dari barang tersebut, dalam hal inilah
pemberian label dan tanda menjadi sangat penting.</div>
<div style="text-align: justify;">
Peringatan tentang bahaya dengan label
dan tanda merupakan syarat penting dalam perlindungan keselamatan kerja,
namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai perlindungan yang sudah
lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya masih tetap
diperlukan. Lambang yang umum dipakai untuk bahan kimia yang memiliki
sifat berbahaya adalah sebagai berikut<a href="http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-kimia-berbahaya-dan-keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/#_ftn16" name="_ftnref16">[16]</a> :</div>
<div style="text-align: justify;">
<img alt="dapatmeledake" class="size-full wp-image-349 alignleft" src="http://ibnususanto.files.wordpress.com/2009/02/dapatmeledake.jpg?w=500" title="dapatmeledake" /><img alt="sangatmudahterbakarf" class="size-full wp-image-350 alignleft" src="http://ibnususanto.files.wordpress.com/2009/02/sangatmudahterbakarf.jpg?w=500" title="sangatmudahterbakarf" /><img alt="mudahterbakarf" class="size-full wp-image-351 alignleft" src="http://ibnususanto.files.wordpress.com/2009/02/mudahterbakarf.jpg?w=500" title="mudahterbakarf" /><strong><img alt="dapatbereaksidgnapio4" class="size-full wp-image-356 alignleft" src="http://ibnususanto.files.wordpress.com/2009/02/dapatbereaksidgnapio4.jpg?w=500" title="dapatbereaksidgnapio4" /></strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><img alt="sangatberacunt" class="size-full wp-image-357 alignleft" src="http://ibnususanto.files.wordpress.com/2009/02/sangatberacunt.jpg?w=500" title="sangatberacunt" /></strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><img alt="beracunt" class="size-full wp-image-358 alignleft" src="http://ibnususanto.files.wordpress.com/2009/02/beracunt.jpg?w=500" title="beracunt" /></strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><img alt="korosifc" class="size-full wp-image-359 alignleft" src="http://ibnususanto.files.wordpress.com/2009/02/korosifc.jpg?w=500" title="korosifc" /><img alt="iritasixi" class="size-full wp-image-360 alignleft" src="http://ibnususanto.files.wordpress.com/2009/02/iritasixi.jpg?w=500" title="iritasixi" /><img alt="berbahaya-jika-tertelan-xn" class="size-full wp-image-361 alignleft" src="http://ibnususanto.files.wordpress.com/2009/02/berbahaya-jika-tertelan-xn.jpg?w=500" title="berbahaya-jika-tertelan-xn" /><img alt="berbahayauntuklingkungann" class="size-full wp-image-362 alignleft" src="http://ibnususanto.files.wordpress.com/2009/02/berbahayauntuklingkungann.jpg?w=500" title="berbahayauntuklingkungann" /></strong></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><strong>.</strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><strong>.</strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><strong>.</strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><strong>.</strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><strong>.</strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><strong>.<br />
</strong></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><strong>.</strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><strong>.</strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><strong>.</strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><strong>.</strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Gambar 2.14 </strong><strong>Tanda bahaya dari bahan kimia</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong> </strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Keterangan :</div>
<div style="text-align: justify;">
E = Dapat Meledak T = Beracun</div>
<div style="text-align: justify;">
F+ = Sangat Mudah Terbakar C = Korosif</div>
<div style="text-align: justify;">
F = Mudah Terbakar Xi = Iritasi</div>
<div style="text-align: justify;">
O = Pengoksidasi Xn = Berbahaya Jika Tertelan</div>
<div style="text-align: justify;">
T+ = Sangat Beracun N = Berbahaya Untuk Lingkungan</div>Cholecha Chiemhoutzhttp://www.blogger.com/profile/13320137568814130593noreply@blogger.com0